NusaResearch

Tuesday, February 15, 2011

Desember (Cuplikan Cerpen)

Tuban, 26 Desember 2010


Akhir tahun. Aku jarang sekali bepergian. Namun, kali ini lain. Akan ada perjalanan kesana seharian. Ya, Tuban. Sejak dulu aku hanya sesekali mengunjungi Tuban-kota asal Ayahku-yang kupikir panas dan kurang fun.
Tapi itu dulu. Sekarang aku sudah remaja dan bisa mengendalikan suasana hati. Aku ikut.
Bersama keluarga dan mbak-mbak, aku naik ke mobil Espass kesayangan Mama.
Aku sudah berpositif thinking dari rumah. "Kali ini pasti menyenangkan. Kali ini pasti menyenangkan" adalah mantraku saat itu. Kebetulan, Mama menawarkan jalan-jalan ke WBL, Wisata Bahari Lamongan, yang tidak jauh dari Tuban, sepulang kami berkunjung dan bertemu saudara-saudara disana.
Di jalan, saat penghuni sudah mulai menguap dan tertidur perlahan, aku mengeluarkan kamera dan mulai iseng memotret posisi tidur mereka. Sesekali aku memotret pemandangan yang masih hidup. Sepertinya perjalanan ini akan menyenangkan.
***
Kami sampai di rumah Budhe. Ramai sekali acara khitan keponakanku satu ini. Beberapa dari kami menyumbangkan lagu seraya mengisi waktu yang luang disana. Lebih baik membawakan lagu Vierra ketimbang para tamu mendengarkan teriakan-teriakan saudara-saudara kecilku di mic. Ya, mereka tampak lebih lega setelah mbak mulai menyanyikan lagu-lagu yang lain.
Setelah menyantap sate ayam yang lengkap dengan kerupuknya, Mama memberi isyarat untuk menyudahi kunjungan kami di rumah Budhe. Kami pun bersalaman dan memberikan sedikit pelukan hangat.
****
Hujan. Mama dengan handphone di tangannya berlarian kecil menyeberangi jalan raya. Mbak-mbak sibuk mencari Pak Tek-sopir keluarga kami saat itu-yang entah sekarang berada dimana (Pak Tek sering sekali meninggalkan mobil demi mencari teman baru, beginilah risiko memunyai sopir friendly). Aku menunggu di tepi trotoar. Sepi. Jalan raya ini tak penuh sesak oleh kendaraan umum yang berpolusi. Hanya beberapa kendaraan bermotor yang berlalulalang. Aku mengecek handphone bututku, barangkali sahabatku SMS. Tapi layar handphone masih mulus. Tanda tak ada yang mencariku selama liburan ini. Miris.
Aku menoleh saat mendengar gelak tawa yang khas. Itu Pak Tek. Aku berdiri dan berlari kecil menyeberangi jalan raya. Mobilku diparkir di halaman kosong di seberang jalan. Rintik-rintik hujan membuat bajuku sedikit basah.
Baru saja aku menarik jeansku ke atas, menggulung bagian bawahnya sebagian, tiba-tiba Mama menyuruh aku dan salah satu mbakku bergegas. Aku menoleh ke belakang. Sebuah mobil sedan keluaran Jepang nangkring dengan indahnya di tepi jalan. Aku mengernyitkan dahi. Oh ya, aku baru ingat. Tadi pagi, saat masih di rumah, Mama sempat mengabarkan bahwa teman baik Papa akan ikut dengan kami ke rumah saudara di Bojonegoro. Aku manggut-manggut. Seseorang keluar dari pintu depan mobil itu. Mama memberi isyarat agar aku dan mbak cepat-cepat kesana. Kami pun mengikuti saja. Baik sekali orang ini mau membukakan pintu untuk kami. Biasalah, formalitas. Di jok belakang yang kami duduki, ada seorang perempuan cantik yang menyambut kami dengan hangat. Aku sedikit lega karena ternyata mereka menyambut kami dengan ramah. Aku belum pernah bertemu mereka sebelumnya.
Hening. Mobil telah melaju, diikuti Espass di belakangnya. Sedikit basa-basi, lalu hening lagi.
Cuplikan dari Cerpen "Desember" oleh Nuke

No comments: