NusaResearch

Friday, February 7, 2014

Tablet atau iPad untuk anak? I don't think so. Yuk! Intip sisi positif dan negatif tablet atau iPad untuk anak.

Nowadays, banyak sekali pemandangan orang menggunakan tablet Android atau juga iPad di tempat umum seperti mall, ruang tunggu dokter, dan lainnya.
Dari bapak-bapak yang sepertinya emang buat bisnis, emak-emak yang nungguin anaknya main di playground, trus juga yang paling sering aku lihat adalah remaja yang kayaknya sibuk sekali dengan tab/iPad-nya, sampai yang bikin heran adalah anak kecil yang main game pake iPad. Astagaaaa masih kecil, mungkin sekitar 3-4 tahun. Sering kan lihat anak kecil pegang tab/iPad buat main game?



Menurut aku, memberikan fasilitas tab/iPad untuk anak itu ide yang kurang bagus. Mungkin sebagian orang tua akan bilang "Itu bagus lho, biar dia cekatan gitu" atau "Itu melatih otaknya, kan main game juga mikir" atau mungkin ada juga yang bilang "Suka-suka saya ya, duit-duit saya juga, itu anak saya suka dengan game itu kok". Iya, Bu, terserah aja sih, hehe itu semua tergantung Anda.
Memang ada sisi positif tab/iPad untuk anak, tapi tidak sebanding dengan sisi negatifnya. Njomplang, bro.
Oke, kita bahas dari sisi positifnya dulu ya.
  • Anak jadi lancar menggunakan alat ini, bisa dibilang nggak gaptek
  • Melatih otak karena banyaknya games edukasi dan strategi
  • Tidak rewel (ini juga termasuk lho untuk beberapa kasus)
  • Terlihat keren/kece
Nah, kira-kira itu kan sisi positifnya? Atau ada lagi?
Selanjutnya kita bahas sisi negatifnya yuk.
  • Mata anak menjadi cepat lelah dan bisa mengakibatkan minus karena sering menatap layar monitor
  • Visual yang cepat dari game-game tsb membuat anak malas membaca kelak, karena buku pelajaran mereka nantinya berupa tulisan-tulisan yang tidak bergerak (ini kalau sekolahnya normal ya, kalau di sekolah mahal aku juga kurang tau sih masih pakai buku atau e-book, hehehe)
  •  Kurang pengawasan, bisa jadi anak tsb main game yang bukan edukasi, karena dia penasaran, bisa saja dia mendownload game-game lain atau aplikasi lain yang kurang bermanfaat untuk otaknya
  • Jadi pasif, karena jarang keluar rumah dan kurang bisa bersosialisasi dengan teman-teman, karena main tab/iPad 2 jam atau lebih itu nggak kerasa kan? Apalagi anak kecil, kayaknya kuraaaang terus
  • Lambat bicara, karena waktu tersita dengan bermain game, ortu jadi kurang waktu dengan anak, kurang momen-momen bersama dan ngobrol bersama, yang padahal bisa melatih kemampuan bahasa anak tsb
  • Daya motoriknya lemah, karena dia biasa melihat benda-benda yang berbentuk gambar di dalam layar tab/iPad, bukan objek real, misal bola, puzzle, tongkat, sepeda, dsb
Yah, sepertinya itu dampak negatif yang mungkin terjadi jika anak terlalu sering bermain dengan tab/iPadnya.
Mungkin untuk beberapa ortu akan tenang-tenang saja karena mereka bisa mengontrol waktu bermain anak, namun yang akhir-akhir ini aku lihat, sepertinya pengawasan ortu lempeng-lempeng saja saat anak bermain dengan alat ini. Bahkan, ortunya asik BBM-an, ya....di sebelah si anak sih.
Bagaimana mencegahnya? Yang pertama, kalau memang Anda sebagai ortu merasa butuh memberikan fasilitas ini kepada anak, sah-sah saja asal bisa mengontrol/mengawasi apa yang dimainkan dan bisa memberi batasan waktu. Atau, jika Anda merasa tidak bisa mengawasi dan memberi batasan waktu, dan Anda merasa waspada, sebaiknya pikir kembali sebelum Anda memutuskan untuk memberikan tab/iPad untuk anak.

Tuesday, March 8, 2011

CANDU 2

All you gotta do is smile,
and my world become so white.
All you gotta is put your lips to mine,
you're the reason never give enough to try.
You could make me feel just like I want to do.

Abdul - All You Gotta Do

Speechless. Pernah kamu merasakannya?
Ye, tentu saja di depan orang yang sangat sangat kamu hargai ehem sukai.
Menurutku wajar aja kalau kita tiba-tiba diam dan nggak tau lagi harus ngpomong apa.
Yang keluar cuma senyum atau paling banter tertawa, entah palsu atau benar-benar tertawa lepas.
Kalau aku speechless di hadapan orang spesial begitu, artinya cuma satu. Melting.
Iya, benar-benar meleleh.
Yang paling spesial lagi adalah kalau orang spesial itu bisa membuat kita senyum sepanjang hari.
Kamu mau disayang dan merasa nyaman sama dia setiap hari kan? Aku juga.

Dulu, kalau aku lagi kesengsem sama cowok, biasanya langsung gembar-gembor ke temen-temen. Selalu cerita ini itu, selengkap-lengkapnya. Sambil nge-pink gitu, mereka langsung bilang "Cieeeee... Trus trus??".
Begitu pun kalau lagi bertengkar, ada masalah sama orang yang tadinya aku suka, pasti cerita. Maklum, tukang cerita. HEHEHE.
Tapi, kalau dipikir-pikir, semua momen spesialku jadi nggak terasa spesial lagi. Kan udah pada tau semua?! Ada rasa nggak enak juga kalau selalu cerita tentang aku aku dan aku. Pasti mereka kadang capek juga kan mendengarkan ceritaku yang nggak jauh-jauh dari orang spesial tadi?
Dari sini aku berpikir.
Setiap orang punya karakter, cerita, dan pilihan yang berbeda.
Aku nggak ingin terlalu banyak bercerita tentang aku lagi. Sehingga aku punya banyak waktu untuk mendengarkan momen bahagia dan sedih mereka. Kalau-kalau aku bisa membantu masalah mereka kan ada bagusnya juga toh?
Aku tetap share dengan sahabat-sahabatku, dalam batas yang wajar.
Aku ingin merasakan betapa spesialnya momen-momen yang aku lewati dengan orang yang aku sayangi. Itu pilihanku sekarang. Aku lebih senang untuk menyimpannya sendiri.
Mengapa?
Karena hanya Tuhan yang tau kemana ceritaku akan berlanjut.
Semoga Tuhan menjadikan ceritaku semakin baik. Amin.

Sunday, March 6, 2011

Orasi

11:52 pm.
Aku baru kelar menyelesaikan bahan untuk Ujian Praktik besok. Orasi.
Kurang lebih orasinya seperti ini :

Berbicara soal remaja tidak akan ada habisnya.

Remaja yang sering disebut ABG adalah anak-anak SMP dan SMA yang masih dalam tahap pendewasaan. Saya akui, saya seorang remaja.

Sering kita mendengar berita-berita buruk di TV maupun koran yang menyangkut kehidupan remaja.

Ambil saja contoh free sex, bolos sekolah, merokok, dan masih banyak lagi. Tidak sedikit remaja di Indonesia yang terjerumus kesana.

Pacaran. Itukah yang sering para remaja bicarakan?

Mengenal lawan jenis dan saling suka adalah awal yang berbahaya bagi para remaja.

Dengan kedekatan seperti ini, remaja akan penasaran dan mencari tahu lebih dalam lagi terhadap lawan jenisnya. Tak jarang mereka mencoba-coba hal baru yang seharusnya tidak mereka lakukan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Lingkungan keluarga merupakan modal awal yang menentukan kemana arah seorang anak akan berjalan. Jika orangtua di rumah rajin sembahyang, maka anaknya pun tidak akan neko-neko. Kasih sayang dan komunikasi yang hangat di rumah, akan membawa aura yang baik pada anak tersebut

Berbeda dnegan orangtua yang kurang menengok kegiatan anaknya. Mungkin karena sibuk kerja di luar, pulang larut malam, saat pulang anak sudah tidur, terlalu capek untuk memerhatikan anak, sehingga komunikasi pun kurang berjalan dengan baik. Anak dengan orangtua tipe ini di rumah akan merasa lebih bebas. Mereka merasa bisa melakukan apa saja dan kemana saja semau mereka. Toh orangtua juga tak peduli. Belum lagi kalau orangtua sering memarahi anaknya, padahal mereka belum tentu memberi contoh yang baik untuk anak mereka. Hal ini membuat sifat dan sikap anak yang tak jauh-jauh dari egois dan sedikit kaku. Jika ini yang terjadi di rumah, tak heran apabila remaja di luar seperti itu.

Selain lingkungan di rumah, lingkungan luar rumah juga memengaruhi. Di sekolah, banyak sekali tipe anak. Dari polos, alim, rajin, suka bolos, egois, sampai yang suka merokok pun ada di sekolah. Kembali lagi, hal ini adalah bawaan dari didikan di rumah. Memilih teman adalah pilihan yang tepat. Bukan berarti tidak mau berteman lho, taapi memilih mana yang baik dan buruk. Jika teman itu bisa memberi efek yang baik untuk remaja, mengapa tidak? Berteman dengan orang baik, akan berdampak baik pada kita. Sebaliknya, berteman dengan orang yang bersifat kurang baik, akan berdampak buruk pada kita. Tergantung, pilihan itu ada dalam diri kita. Banyak siswa yang merokok, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Saat ditanya, kebanyakan dari mereka menjawab temanlah alasannya. Teman yang mengenalkan, mengajak, dan memengaruhinya.

Handphone (HP) yang berfitur lengkap juga mempermudah para remaja mengakses situs-situs terlarang. Berawal dari rasa ingin tahu, mereka akan menggunakan HP dengan sangat lincah.

Nuke Puspitasari.
My life is my message - Mahatma Ghandi


Sekiranya itu orasi yang besok aku bacakan di depan penguji. Doakan ya! God with me.